"Pertama, kita apresiasi terlebih dahulu kepada polisi karena ini pekerjaan yang sangat berat. Begini, upaya kerja kerasnya sudah maksimal," kata Yayat kepada wartawan, Sabtu (7/5/2022).
Yayat mengatakan Pemerintah dan jajarannya telah memikirkan kemungkinan kemacetan yang terjadi pada mudik Lebaran 2022, beserta rencana mitigasinya. Namun, sambung Yayat, masyarakat memilih mudik dan balik ke kota domisili sesuatu keinginan mereka.
"Pemerintah sudah mengantisipasi dan membuat rencana. Tetapi yang menarik di sini adalah, apa yang direncanakan pemerintah itu suka berbeda dengan apa yang direncanakan oleh masyarakat. Misalnya kalau pemerintah mengatakan berangkatlah lebih awal, pulanglah lebih cepat," jelas Yayat.
"Tetapi di masyarakat kan mereka yang punya rencana sendiri memanfaatkan waktu libur dan cutinya. Kedua mereka juga ada yang (waktu liburnya) diatur oleh tempat kerja mereka," sambung Yayat.
Menurut Yayat, kemacetan adalah risiko dari kegiatan mudik. Yayat berpendapat arus mudik dan arus balik identik dengan kemacetan.
"Menjadi hal yang harus disikapi secara bersama-sama sekarang adalah sikap untuk bisa menerima keadaan macet supaya tidak viral ada yang marah-marah. Jadi masyarakat itu mau tidak mau, siap tidak siap, menerima macet sebagai konsekuensi dari perjalanan arus mudik dan arus balik," ujar Yayat.
Sumber : detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar